Cari Blog Ini

Minggu, 22 Juli 2012

Nabi muhammad meng aminkan do' a malaikat jibril


Kisah ini terjadi pada diri Rasulallah dan para sahabatnya. Saat itu malam hari raya seperti biasanya
Rasul dan para sahabat membaca Takbir,Tahmid dan Tahlil di Masjidil Haram. Saat sedang bertakbir, tiba- tiba Rasulullah keluar dari kelompok dan menepi kearah dinding.
Kemudian Rasullah mengangkat kedua tangannya ( layaknya orang berdoa ) saat itu Rasul
mengatakan amin sampai tiga kali. Setelah Rasul mengusapkan kedua tangan diwajahnya (layaknya orang selesai berdoa ) para
sahabat mendekati dan bertanya : Ya Rasul apa yang terjadi sehingga engkau mengangkat kedua
belah tanganmu sambil mengatakan amin sampai tiga kali ? Jawab Rasul : “Tadi saya didatangi Jibril dan meminta saya mengaminkan doanya.?” “Apa gerangan doa yang dibacakan Jibril itu ya Rasul ?” tanya sahabat. Kemudian Rasul menjawab : “Kalau kalian ingin tahu inilah doa yang di sampaikan Jibril dan saya
mengaminkan? : Ya Allah ya Tuhan kami Janganlah diterima amal Ibadah kaum Muslimin selama bulan
Ramadhan apabila dia masih bersalah kepada orang tuanya dan belum dimaafkan?. Rasul
mengatakan Amien. Ya Allah ya Tuhan kami Janganlah diterima amal ibadah kaum muslimin selama bulan
Ramadhan apabila suami isteri masih berselisih dan belum saling memaafkan.? Rasul
mengatakan amien Ya Allah ya Tuhan kami janganlah diterima amal Ibadah kaum Muslimin selama bulan
Ramadhan apabila dia dengan tetangga dan kerabatnya masih berselisih dan belum saling
Memaafkan.? Rasul mengatakan amien” Demikianlah doa yang dibaca Jibril sehingga Rasul mengaminkan sampai tiga kali. Namun disini ada 4 Faktor yang membuat doa tersebut pasti dikabulkan Allah yaitu: 1. Yang berdoa Jibril Mahluk yang sejak diciptakan tidak pernah membantah dan berbuat dosa
kepada Allah 2. Yang mengaminkan doa tersebut Muhammad manusia Maksum yang telah diampuni semua
dosanya 3. Tempat berdoa adalah Masjidilharam tempat yang mendapat berkah dari Allah 4. Waktu berdoa adalah malam aidil fitri iaitu satu diantara sepuluh malam jika kita berdoa
langsung di ijabah oleh Allah. Jadi jika kita ingin Amal ibadah kita di bulan Ramadhan ini diterima Allah maka hindarilah tiga yang
diatas. Karena selama tiga persoalan diatas belum diselesaikan maka amal ibadah kita selama bulan
ramadhan masih digantung oleh Allah sampai kita menyelesaikannya.

Jumat, 20 Juli 2012


Bang...
Aku baru saja melangkah dalam gerimis senja melewati rumah yang dulu kau tempati. Rumah papan sederhana, hitam karena asap, dan aku masih ingat kamarmu dibagian belakang tanpa jendela. Basah telapak menapaki lagi jalan itu, sebelum aku duduk menuliskan surat ini untukmu.

Dalam senyap malam basah, ingin kukatakan bahwa aku membencimu. Aku membencimu, karena kau tidak pernah peduli dengan rasa lelahku, kau selalu memaksaku untuk datang ke halaqah, menelponku berkali-kali hanya untuk mengingatkan jadwal. Padahal aku tidak lupa, hanya malas, malas dengan rutinitas mingguan yang sama sekali tidak berpengaruh untuk nilai kuliah ku.

Aku membencimu, karena kau selalu memotong bacaanku disetiap kali giliranku membaca Alquran. Selalu saja ada salahku, qalqalahku yang tidak tepatlah, huruf 'ain ku yang bunyinya seperti alif, huruf izhar yang kubuat berdengung. Sehingga aku terlihat terbata-bata dan selalu kebagian jatah membaca Alquran paling lama dibandingkan dengan teman-teman yang lain.

Aku terlihat begitu bodoh di depan teman-teman, dan pada akhirnya aku lebih memilih datang terlambat agar bisa melewati sesi membaca Alquran.. Tetapi lagi-lagi kau memarahiku karena aku datang terlambat. Huh. Aku membencimu, karena kau selalu bertanya tentang amal yaumiku. Untuk apa? Bukankah itu urusanku dengan tuhanku.

Cukuplah malaikat saja yang mencatat setiap amalanku, tidak perlu rasanya kau turut terlibat dalam pekerjaan malaikat. Tapi tidak, kau seperti malaikat di dalam kubur, kau tanya shalatku, puasa sunatku, dhuha ku, tahajjud ku dan tentu saja aku lebih banyak menjawab dengan gelengan kepala. Dan push up berkali-kali akan langsung jadi bayarannya.

Hah.
Aku membencimu, karena kau selalu menambah tugas-tugas kuliahku dengan memintaku untuk membaca dan meresume buku yang kau rekomendasikan. Membaca buku Fiqh da'wah nya Mustafa masyhur yang begitu tebal. Kitab tafsirnya Ibnu Katsir, Sirah Nabawiyahnya shafiyurrahman al mubarakfury dan belum lagi tugas untuk mengahafal hadist arbain serta juz 30. Itu semua makin mempertinggi tumpukan tugas-tugas yang membebani hari-hariku.

Sungguh aku begitu membencimu, setahun bersamamu, kau membuat hidupku menjadi sempit, tidak boleh membaca komiklah, tidak boleh mendengarkan musiklah, tidak boleh menyanyikan lagu-lagu pop, tidak boleh terlambat shalat, sampai urusan farfumku pun kau permasalahkan.

Hah, duniaku semakin kecil jika sudah berada didekatmu, taujihmu akan panjang lebar jika ada satu salah yang kau temui padaku. Satu tahun berlalu bersamamu dalam kungkungan...

Dan sungguh teramat kebencianku padamu, karena kau pergi begitu saja tanpa satu pesanpun untukku. Kau pergi disaat aku ingin untuk berubah, disaat aku ingin memperbaiki bacaan Alquranku bersamamu, kau pergi ketika aku butuh bimbingan yang lebih erat.

Bang..
Gerimis telah runtuh menjadi hujan, ia pun turun dihatiku, menggenangi semua. Meski ku tahu surat ini tidak akan pernah sampai kepadamu, biarlah kuceritakan pada hujan berharap ia akan mengabarkannya kepadamu, bahwa hari ini aku telah banyak berubah.

Bukan lagi seperti yang dulu, aku sudah rajin membaca Alquran, tidak lagi telat untuk shalat, bacaankupun bukan lagi komik.. hanya satu yang beda, kau tidak lagi disini. Tidak di lingkaran ini, tidak juga di bumi ini. Aku rindu taujihmu, aku rindu mendengarkan lagi bacaan Alquranmu, aku rindu menatap mata teduhmu, senyum tulusmu dan curahan ilmu darimu..

Aku pun rindu dengan sepotong roti yang selalu kau berikan disaat kita berbuka puasa, padahal itu bagianmu. Kau telah lebih dahulu menemui apa yang dijanjikan Allah, diam-diam kau berangkat menuju Surga. aku membencimu, benci yang lebih syahdu dari sekedar cinta.